Pengertian, Ciri, Unsur, Struktur, Kaidah Kebahasaan Drama

INIRUMAHPINTAR -  Jelaskan Pengertian, Ciri, Unsur, Struktur, Kaidah Kebahasaan Drama? Kali ini gueh akan menyebarkan materi sehubungan drama dan segala macam sistematika-sistematika yang terkandung di dalamnya. Materi ini termasuk materi dalam pelajaran bahasa Indonesia baik di tingkat Sekolah Menengah Pertama maupun di tingkat Sekolah Menengan Atas K13. Silahkan dibaca dengan seksama dan semoga gampang dipahami.

Pengertian (Definisi) Drama 

Teks drama yakni suatu teks yang menggambarkan kehidupan dan moral insan melalui tingkah laris (akting) yang dipentaskan.

Pengertian lain menunjukan bahwa drama yakni karya seni berupa obrolan yang dipentaskan. Drama sering digolongkan dalam ranah kesusastraan alasannya memakai bahasa sebagai media penyampai pesan.

Drama dalam sebutan lain disebut sebagai teater atau seni pertunjukan.

Dalam arti singkat, drama juga diartikan sebagai karya seni yang dipentaskan.

Istilah drama sudah dikenal oleh masyarakat Indonesia semenjak dahulu. Hal itu terbukti dengan istilah-istilah yang sudah biasa kita gunakan, yang pengertiannya hampir sama dengan pengertian drama.

Berikut istilah-istilah yang merujuk pada pengertian drama tradisional masyarakat.

a. Sandiwara
Istilah sandiwara diciptakan oleh Mangkunegara VII, berasal dari kata bahasa Jawa sandhi yang berarti "rahasia" dan warah yang berarti "pengajaran". Oleh Ki Hajar Dewantara, istilah sandiwara sebagai pengajaran yang dilakukan dengan perlambang, secara tidak langsung.

b. Lakon
Istilah ini mempunyai beberapa kemungkinan arti, yaitu (1) dongeng yang dimainkan dalam drama, wayang, atau film (2) karangan yang berupa dongeng sandiwara, dan (3) perbuatan, kejadian, peristiwa.

c. Tonil
Istilah tonil berasal dari bahasa Belanda "roned", yang artinya "pertunjukan". Istilah ini terkenal pada masa penjajahan Belanda.

d. Sendratari
Sendratari kepanjan cubo cubo dan seni drama dan tail. Sendratari berarti pertunjukan serangkaian tari-tarian yang dilakukan oleh sekelompok orang penari dan mengisahkan suatu dongeng dengan tanpa memakai percakapan.

e. Tablo
Tablo yakni drama yang menampilkan kisah dengan sikap dan posisi pemain, dimemberi tunjangan oleh pencerita. Pemain-pemain tablo tidak berdialog.

Ciri Umum (Karakteristik) Drama

Ciri umum drama yakni sebagai berikut.
  1. Berupa cerita.
  2. Berbentuk dialog.
  3. Bertujuan untuk dipentaskan.

Unsur-Unsur Drama

Hampir serupa dengan jenis-jenis teks lainnya yang berbentuk cerita, drama juga terdiri dari unsur-unsur pembentuk menyerupai : alur,penokohan, latar, dan unsur-unsur lainnya. Berikut penjelasannya!

a. Alur

Alur yakni rangkaian kejadian dan konflik yang menggerakkan jalan cerita. Alur drama menurut beberapa aspek bagian-bagian 1) Pengenalan cerita; 2) konflik awal; 3) perkembangan konflik; dan 4) penyelesaian.

b. Penokohan

Penokohan yakni cara pengarang di dalam menggambarkan abjad tokoh. Dalam pementasan drama, drama rnempunyai posisi yang penting. Tokohlah yang mengaktualisasikan naskah drama di atas pentas. Tokoh yang didukung oleh latar Peristiwa dan aspek-aspek lainnya akan menampilkan dongeng dan pesan-pesan yang ingin disampaikan. Berdasarkan perannya, tokoh terbagi atas tokoh utama dan tokoh pemmemberi bantuan.
  1. Tokoh utama yakni tokoh yang menjadi sentral dongeng dalam pementasan drama.
  2. Tokoh pemmemberi tunjangan yakni tokoh yang dilibatkan atau dimunculkan untuk mendukung jalan dongeng dan mempunyai kaitan dengan tokoh utamna. Tokoh utama setidaknya ditandai oleh empat hal, yaitu (1) paling sering muncul dalam setiap adegan; (2) menjadi sentral atau pusat perhatian tokoh-tokoh yang lain: (3) kejadian-kejadian yang melibatkan tokoh lain selalu sanggup dihubungkan dengan tugas tokoh utama; dan (4) dialog-dialog yang dilibatkan tokoh-tokoh lain selalu berkaitan dengan tugas tokoh utama.

Dari segi perwatakannya, tokoh dan kiprahnya dalam Pementasan drama terdiri empat macam, yaitu tokoh berkembang, tokoh pemmemberi bantuan, tokoh statis, dan tokoh serbabisa.

1) Tokoh berkembang yakni tokoh yang mengalami perkembangan nasib atau moral selama pertunjukan. Misalnva, tokoh yang awalnya seorang yang baik, pada alhasil menjadi seorang yang jahat.

2) Tokoh pemmemberi bantuan yakni tokoh yang dipermemberi bantuankan untuk menyertai, melayani, atau mendukung kehadiran tokoh utama. Tokoh pemmemberi tunjangan memerankan suatu penggalan penting dalam drama, tetapi fungsinya tetap sebagai tokoh pemmemberi bantuan.

3) Tokoh statis yakni tokoh yang tidak mengalami perubahan abjad dari awal hingga simpulan dalam dalam suatu drama. Misalnya, seorang tokoh yang berkarakter jahat dari awal drama akan tetap bersifat jahat di simpulan drama.

4) Tokoh serbabisa yakni tokoh yang sanggup berperan sebagai tokoh lain. Misalnya, tokoh yang berperan sebagai seorang raja, tetapi ia juga berperan sebagai seorang pengemis untuk mengetahui kehidupan rakyatnya.

c. Dialog

Dalam sebuah obrolan itu sendiri, ada tiga elemen yang dihentikan dilupakan. Ketiga elemen tersebut yakni tokoh, wawancang, dan kramagung.
1) Tokoh yakni pelaku yang mempunyai tugas yang lebih dibandingkan pelaku-pelaku lain, sifatnya sanggup protagonis atau antagonis.
2) wawancang yakni obrolan atau Percakapan yang harus diucapkan oleh tokoh cerita,
3) Kramagurg yakni petunjuk perilaku, tindakan, atau perbuatan yang harus dilakukan oleh tokoh. Dalam naskah drama, kramagung dituliskan dalam tanda kurung (biasanya dicetak miring).

d. Latar

Latar yakni keterangan mengenai ruang dan waktu. Penjelasan latar dalam drama ditetapkan dalarn petunjuk Pementasan. Bagian itu disebut dengan kramagung. Latar juga sanggup ditetapkan melalui percakapan para tokohnya. Dalam Pementasannya, latar sanggup ditetapkan dalam tata panggung ataupun tata cahaya.

e. Bahasa

Bahasa yakni media komunikasi antartokoh. Bahasa juga sanggup menggambarkan moral tokoh, latar, ataupun kejadian yang sedang terjadi. Apabila disajikan dalam bentuk pementasan, drama mempunyai unsur lainnya, yakni sarana pementasan, menyerupai Panggung, kostum, Pencahayaan, dan tata suara.

Struktur Teks Drama

Struktur drama yang berbentuk alur pada umumnya tersusun sebagai berikut.

a. Prolog 

Prolog yakni pembukaan atau kejadian pendahuluan dalam sebuah drama atau sandiwara. Bagian ini biasanya disampaikan oleh tukang dongeng (dalang) untuk menjelaskan citra para pemain, citra latar, dan sebagainya.

b. Dialog 

Dialog yakni media kiasan yang melibatkan tokoh-tokoh drama yang dibutuhkan sanggup menggambarkan kehidupan dan moral manusia, problematika yang dihadapi, dan cara insan sanggup menuntaskan Persoalan hidupnya.

Di dalam obrolan tersaji urutan kejadian rang dimulai dengan, orientasi, komplikasi, hingga dengan resolusi.
  1. Orientasi, yakni penggalan awal dongeng yang menggambarkan situasi yang sedang sudah atau sedang terjadi.
  2. Komplikasi, melibutkan rentang konflik-konflik dan Pengembangannya: gangguan-gangguan, halangan-halangan dalam mencapai tujuan, atau kekeliruan yang dialami tokoh utamanya. Pada penggalan ini pula dagat diketahui moral tokoh utama (yang menyangkut protagonis dan antagonisnya).
  3. Resolusi, yakni penggalan titik puncak (turning point) dari drama, berupa babak simpulan dongeng yang menggambarkan penyelesaian atas konflik-konflik yang dialami para tokohnya. Resolusi haruslah berlangsung secara logis dan mempunyai kaitan yang masuk akal dengan kejadian sebelumnva.

c. Epilog 

Epilog yakni penggalan terakhir dan sebuah drama yang berfungsi untuk memberikan intisari dongeng atau menafsirkan maksud dongeng oleh salah seorang pemain film atau dalang pada simpulan cerita.

Struktur alur Drama

1. Prolog: pengenalan, tokoh, latar, latar belakang cerita
2. Dialog: orientasi, konflikasi, resolusi
3. Epilog: penutup, intisari, dan cerita

Kaidah Kebahasaan Drama

sesuai dengan yang yang tampak pada rujukan drama tersebut kalimat-kalimat yang tersaji di dalam teks drama hampir semuanya berupa obrolan atau tuturan pribadi para tokohnya. Kalimat pribadi dalam drama lazimnya diapit oleh dua tanda petik ( "......" ).

Teks drama memakai kata ganti orang ketiga pada penggalan Prolog atau epilognya. Karena melibatkan banyak pelaku (tokoh), kata ganti yang lazim dipakai yakni mereka.

Lain halnya dengan penggalan dialognya, yang kata gantinya yakni kata orang pertama dan kedua. Mungkin juga dipakai kata-kata sagaan. Seperti yang tampak pada rujukan teks drama tersebut bahwa kata-kata ganti yang dimaksud yakni aku, gueh, kami, kita, kamu. Adapun kata sapaan, misalnya, anak-anak, ibu.

sesuai dengan yang halnya percakapan sehari-hari, obrolan dalam teks drama juga tidak lepas dari munculnya kata-kata tidak baku dan kosakata percakapan, seperti:

kok, sih, dong, oh. Di dalamnya juga banyak ditemukan kalimat seru, suruhan, pertanyaan.

Perhatikan rujukan berikut!
1. Selamat pagi, Anak-anak!
2. Selamat pagi, Buuuuuu!
3, Wah.. .jan cubo cubo murka dong, saya kan cuma bercanda!
4, Agil, kenapa sih kau selalu usil!
5. Kenapa kau selalu mengejek aku!
6. Memangnya kau suka kalau diejek?
7. Aduh. . .maaf deh! Kamu murka ya, bro?

Selain itu, teks drama mempunyai ciri-ciri kebahasaan sebagai berikut.

  1. Banyak memakai kata yang menyatakan urutan waktu (konjungsi temporal), seperti: sebelum, kini sehabis dan sudah itu, mula-mula, kemudian.
  2. Banyak memakai kata kerja yang menggambarkan suatu kejadian yang terjadi, menyerupai menyuruh, menobatkan, menyingkirkan, beristirahat, menghadap, mengatakan, dsb.
  3. Banyak memakai kata kerja yang menyatakan sesuatu yang dipikirkan atau dirasakan oleh tokoh, seperti: merasakan, menginginkan, mengharapkan, mendambakan, mengalami.
  4. Menggunakan kata-kata sifat untuk menggambarkan tokoh, tempat, atau suasana. Kata-kata yang dimaksud, misalnya, sepi, ramai, bersih, kotor, baik, kuat, gagah, santun, dsb.


Langkah-Langkah Menulis Drama

Naskah drama sanggup dibentuk menurut karya yang sudah ada, contohnya dari dongeng, cerpen, novel, biografi, dan sumber-sumber lain. Akan lebih baik, apabila naskah itu dibentuk sendiri, menurut iniajinasi dan pengalaman sendiri, sehingga hasilnya lebih orisinal.

Langkah-langkah penulisannya tidak jauh tidak serupa dengan saat menulis cerpen, puisi, ataupun karya-karya fiksi lain.

Langkah pertama yakni memilih topik, yakni berupa suatu kejadian yang unik dan menarik dan mempunyai konflik yang kuat.
Kedua, memilih tokoh-tokoh yang terlibat di dalamnya serta karakternva.
Ketiga, menciptakan kerangka alur, yang unik dan menarik dan tidak gampang ditebak (penuh kejutan).
Keempat, mengembangkan kerangka itu ke dalam dialog-dialog dengan memperhatikan struktur dan kaidah kebahasaannya yang tepat.

a. Struktur drama mencakup prolog, dialog, dan epilognya. Dalam obrolan ada penggalan orientasi, komplikasi, dan resolusi.

b. Kaidah kebahasaan ditandai oleh kalimat-kalimat pribadi dengan pilihan kata yang menggambarkan abjad tokoh dan situasi percakapannya.

Langkah-Langkah Pementasan Drama

Belum tepat tentunya kalau naskah yang telah dan sudah kau buat itu tidak dipentaskan. Oleh alasannya itu, perhatikan langkah-langkah pementasan drama berikut:

a. Melakukan pembedahan secara gotong royong terhadap isi naskah yang akan dipentaskan. Tujuannya semoga semua calon pemain memahami isi naskah yang akan dimainkan.

b. Reading. Calon pemain membaca keseluruhan naskah sehingga sanggup mengenal masing-masing peran.

c. Casting. Melakukan pemilihan peran. Tujuannya semoga Peran yang akan dimainkan sesuai dengan kemanipuan akting pemain.

d. Mendalami tugas yang akan dimainkan. Pendalaman tugas dilakukan dengan mengadakan survei pribadi di lapangan. Misalnya, tugas itu sebagai seorang tukang jamu, lakukanlah pengamatan atau survei pribadi terhadap kebiasaan dan cara kehidupan para tukang jamu.

e. Blocking. Sutradara memanage teknis pentas, yakni dengan cara mengatur dan mengarahkan pemain.  Misalnya, dari mana seorang pemain harus muncul dan dari mana mereka mesti berada saat obrolan dimainkan di dalam pentas.

f. Running. Pemain menjalani uji coba dan tes secara lengkap, mulai dari obrolan hingga pengaturan pentas

g. Gladi resik atau uji coba dan tes terakhir sebelum pementasan berlangsung. Semua bermain dari awal hingga simpulan melaksanakan uji coba dan tes akhir; tanpa ada satu pun kesalahan lagi.

h. Pementasan. Semua pemain telah dan sudah siap dengan kostumnya. Dekorasi panggung pun telah dan sudah lengkap.

Demikianlah klarifikasi lengkap sehubungan Pengertian, Ciri, Unsur, Struktur, Kaidah Kebahasaan Drama. Semoga bermanfaat!☺️

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengertian, Jenis, Istilah Drama (Sendratari, Tragedi, Komedi, Opera, Tablo)

Makna Persahabatan Dibalik Lagu Sind3ntosca - Kepompong

8 Perbedaan Buku Digital Pdf Dan Epub