Pengertian, Teladan Dan Klarifikasi , Ciri-Ciri / Karakteristik Hikayat
INIRUMAHPINTAR - Apa tanggapan Anda jikalau diminta menjelaskan pengertian dan ciri-ciri/karakteristik, pola Hikayat? Jika belum bisa menjawabnya dengan lengkap, teman beruntung membaca goresan pena ini sebab gueh akan menguraikan ihwal tersebut secara mendalam.
Sebagai bahan yang diajarkan di kelas X SMA/MA sederajat dalam kurikulum 2013 versi revisi 2019, bahan sehubungan Hikayat ini sesungguhnya bukanlah bahan baru. Hanya saja bentuk penyajian dan langkah-langkah pengajarannya yang tidak serupa.
Hikayat juga sanggup diartikan sebagai dongeng Melayu usang yang mengisahkan kebesaran dan kepahlawanan orang-orang ternama, para raja atau orang suci di sekitar istana dengan segala kesaktian, keanehan, dan mukjizat tokoh utamanya.
Dalam pengertian lebih lengkap, hikayat dapat didefinisikan sebagai bentuk prosa usang dan pecahan dari dongeng rakyat yang menggambarkan kepahlawanan dan keagungan. Hikayat bersifat rekaan, mengandung unsur-unsur kesejahteraan, keagamaan, riwayat hidup atau biografi seorang tokoh.
Pada dasarnya, hikayat menceritakan kisah-kisah seputar istana. Hal itu dikarenakan pengarah hikayat umumnya yaitu pegawai istana di zamannya.
Beberapa pola hikayat yang muncul pada masa efek Islam yaitu Hikayat Iskandar Zulkarnain, Hikayat Raja-Raja Pasai, Hikayat Khaidir, Hikayat 1001 Malam, Hikayat Si Miskin, Hikayat Bayan Budiman, dan Hikayat Amir Hamzah.
Selain beberapa pola tersebut, efek Hindu-Budha juga terserap ke dalam bentuk karya sastra hikayat. Karya sastra tersebut, antara lain yaitu Hikayat Pandawa Lima, Hikayat Panji Wilakusuma, dan Hikayat Sri Rama.
Karena itulah, ditinjau dari waktu kemunculannya, hikayat sesungguhnya lebih sempurna disebut sebagai sastra zaman peralihan. Yock Fang (1991) menguraikan bahwa sastra peralihan yaitu sastra yang lahir dari pertemuan sastra yang berunsur Hindu/Budha dengan efek Islam.
disertakan bersama kata lain, pada masa peralihan ini, unsur-unsur Islam semakin usang semakin besar pengaruhnya. Motif-motif dongeng ibarat menyelamatkan putri raja dari tawanan raksasa atau garuda, menyembuhkan penyakit melalui pemindahan nyawa/batin ke hewan masih sering ditampakkan. Namun, dalam penyajiannya, unsur-unsur Islam sudah dimasukkan sehingga lebih unik dan menarik untuk dibaca.
Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdahulu, termasuk dalam kurikulum KTSP, ciri-ciri hikayat sanggup digambarkan singkat, jelas, dan padat ibarat di bawah ini:
1. Termasuk sastra usang yang disajikan dalam bentuk prosa.
2. Ditulis dalam struktur dan bahasa ejaan Melayu/Arab.
3. Berkisah sehubungan sejarah atau riwayat orang suci atau raja-raja di masa lalu.
4. Lazimnya hikayat disajikan dalam bentuk prosa yang panjang.
5. Sebagian besar ceritanya berkisah sehubungan kehidupan istana.
6. Unsur-unsur rekaan yaitu ciri paling menonjol.
Karakteristik Hikayat
Istilah "ciri-ciri" dan "karakteristik" sebetulnya mempunyai kesamaan. Hanya saja penyajian bahan Hikayat dalam kurikulum 2013 lebih condong memakai istilah "karakteristik" dibandingkan "ciri-ciri".
Dijelaskan bahwa hikayat termasuk teks narasi namun mempunyai karakteristik unik yang membedakannya dengan bentuk narasi yang lain. Adapun karakteristik unik dari hikayat yaitu (1) Mengandung kemustahilan dalam cerita, (2) Tokoh-tokoh dongeng mempunyai kesaktian, (3) Bersifat anonim (penciptanya tidak diketahui), (4) istana sentris (berkaitan dengan kehidupan istana, dan (5) disajikan dengan dongeng berbingkai/alur berbingkai, (6) Menggunakan gaya kebahasaan Melayu Klasik.
Mari kita simak penjelasannya di bawah ini:
1. Mengandung Kemustahilan
Salah satu ciri/karakteristik hikayat yaitu isi teksnya mengandung kemustahilan, baik dari segi dongeng maupun dari segi bahasa. Kemustahilan sanggup diartikan sebagai hal yang tidak logis (tidak masuk akal) atau tidak bisa dinalar (tidak bisa diterima logika berpikir).
Dalam dongeng Hikayat, tokoh-tokohnya bisa saja tiba-tiba keluar-masuk dari dalam benda mati, atau bayi terlahir eksklusif jago berbicara dan mempunyai keterampilan bela diri, dsb.
2. Tokoh Cerita Memiliki Kesaktian
Selain mengandung unsur kemustahilan, tidak jarang ditemukan unsur-unsur kesaktian dalam diri para tokoh dongeng hikayat. Misalnya dalam pola Hikayat yang diajarkan dalam bahan Bahasa Indonesia versi 2013 yaitu sehubungan kisah Indera Bangsawan. Kita bisa melihat adanya kesaktian kedua pangeran kembar, Indera Bangsawan dan Syah Peri. Secara garis besar, citra kesaktiannya sanggup terlihat dari inspirasi pokok dongeng berikut ini:
- Syah Peri bisa mengalahkan Garuda yang bisa merusak sebuah kerajaan.
- Raksasa menghadiahkan sarung sakti yang memungkinkan penggunanya berubah wujud dan juga kuda hijau yang mempunyai kekuatan untuk mengalahkan Buraksa.
- Indera Bangsawan bisa mengalahkan Buraksa.
3. Bersifat Anonim (Penciptanya tidak diketahui)
Salah satu ciri/karakteristik dongeng rakyat, termasuk hikayat yaitu bersifat anonim. Anonim artinya nama pencerita, pencipta atau pengarangnya tidak diketahui dengan jelas. Hal tersebut dikarenakan dongeng hikayat disampaikan secara ekspresi dan turun temurun dalam silsilah masyarakat.
Bahkan, semenjak dahulu hingga kini masih ada segolongan masyarakat yang meyakini kebenaran dongeng hikayat.
4. Istana sentris (Berkisah sehubungan lingkungan istana)
Hikayat dalam penyajiaannya umumnya bertema, berlatar, dan me review seputar kerajaan. Karena itulah, pembaca Hikayat seakan diajak mengembara ke negeri antah berantah yang penuh keindahan, kehebatan, kekuasaan, dan kesaktian keluarga istana.
Dalam Hikayat Indera Bangsawan menurut hasil kesimpuan dalam buku bahasa Indonesia versi K13, hal tersebut sanggup dilihat positif dengan menelusuri tokoh-tokoh yang ada. Ternyata hampir semua tokoh-tokohnya yaitu kaum ningrat dari lingkup Istana, sebut saja raja dan anak raja, yaitu Raja Indera Bungsu, putranya Indera Bangsawan dan Syah Peri, Raja Kabir, Putri Ratna Sari, dan Putri Kemala Sari.
5. Alur/Cerita Berbingkai
Artinya di dalam dongeng Hikayat ditemukan dongeng dalam cerita. disertakan bersama kata lain, dalam isi ceritanya, terdapat rangkaian dongeng lain yang dikisahkan oleh para tokohnya. pola dan cara : Hikayat 1001 Satu Malam.
6. Menggunakan Bahasa Melayu Klasik
Dalam penyajian dongeng Hikayat, penggunakan bahasa Melayu Klasik sangat kental. Oleh sebab itu, terkadang ditemukan beberapa kata yang jarang digunakan dikala ini. Akibatnya, tidak jarang pembaca zaman now yang kesulitan memahaminya. Solusinya yaitu temukan artinya dalam kamus atau bertanyalah kepada guru atau orang bau tanah yang cendekia.
Demikianlah pembahasan lengkap sehubungan Pengertian, pola dan cara , Ciri-Ciri / Karakteristik HIKAYAT. Semoga bermanfaat!
Sebagai bahan yang diajarkan di kelas X SMA/MA sederajat dalam kurikulum 2013 versi revisi 2019, bahan sehubungan Hikayat ini sesungguhnya bukanlah bahan baru. Hanya saja bentuk penyajian dan langkah-langkah pengajarannya yang tidak serupa.
Pengertian dan pola dan cara HIKAYAT
Hikayat yaitu karya sastra yang melibutkan dongeng sejarah yang unik dan menarik, penuh keajaiban, atau hal-hal yang kadang kala tidak masuk akal. Hikayat ditulis dalam bentuk gancaran (karangan bebas atau prosa).Hikayat juga sanggup diartikan sebagai dongeng Melayu usang yang mengisahkan kebesaran dan kepahlawanan orang-orang ternama, para raja atau orang suci di sekitar istana dengan segala kesaktian, keanehan, dan mukjizat tokoh utamanya.
Dalam pengertian lebih lengkap, hikayat dapat didefinisikan sebagai bentuk prosa usang dan pecahan dari dongeng rakyat yang menggambarkan kepahlawanan dan keagungan. Hikayat bersifat rekaan, mengandung unsur-unsur kesejahteraan, keagamaan, riwayat hidup atau biografi seorang tokoh.
Pada dasarnya, hikayat menceritakan kisah-kisah seputar istana. Hal itu dikarenakan pengarah hikayat umumnya yaitu pegawai istana di zamannya.
![]() |
Pengertian, pola dan cara , Ciri-Ciri / Karakteristik HIKAYAT |
Beberapa pola hikayat yang muncul pada masa efek Islam yaitu Hikayat Iskandar Zulkarnain, Hikayat Raja-Raja Pasai, Hikayat Khaidir, Hikayat 1001 Malam, Hikayat Si Miskin, Hikayat Bayan Budiman, dan Hikayat Amir Hamzah.
Selain beberapa pola tersebut, efek Hindu-Budha juga terserap ke dalam bentuk karya sastra hikayat. Karya sastra tersebut, antara lain yaitu Hikayat Pandawa Lima, Hikayat Panji Wilakusuma, dan Hikayat Sri Rama.
Karena itulah, ditinjau dari waktu kemunculannya, hikayat sesungguhnya lebih sempurna disebut sebagai sastra zaman peralihan. Yock Fang (1991) menguraikan bahwa sastra peralihan yaitu sastra yang lahir dari pertemuan sastra yang berunsur Hindu/Budha dengan efek Islam.
disertakan bersama kata lain, pada masa peralihan ini, unsur-unsur Islam semakin usang semakin besar pengaruhnya. Motif-motif dongeng ibarat menyelamatkan putri raja dari tawanan raksasa atau garuda, menyembuhkan penyakit melalui pemindahan nyawa/batin ke hewan masih sering ditampakkan. Namun, dalam penyajiannya, unsur-unsur Islam sudah dimasukkan sehingga lebih unik dan menarik untuk dibaca.
Ciri-Ciri / Karakteristik HIKAYAT
Ciri-ciri HikayatDalam pembelajaran bahasa Indonesia terdahulu, termasuk dalam kurikulum KTSP, ciri-ciri hikayat sanggup digambarkan singkat, jelas, dan padat ibarat di bawah ini:
1. Termasuk sastra usang yang disajikan dalam bentuk prosa.
2. Ditulis dalam struktur dan bahasa ejaan Melayu/Arab.
3. Berkisah sehubungan sejarah atau riwayat orang suci atau raja-raja di masa lalu.
4. Lazimnya hikayat disajikan dalam bentuk prosa yang panjang.
5. Sebagian besar ceritanya berkisah sehubungan kehidupan istana.
6. Unsur-unsur rekaan yaitu ciri paling menonjol.
Karakteristik Hikayat
Istilah "ciri-ciri" dan "karakteristik" sebetulnya mempunyai kesamaan. Hanya saja penyajian bahan Hikayat dalam kurikulum 2013 lebih condong memakai istilah "karakteristik" dibandingkan "ciri-ciri".
Dijelaskan bahwa hikayat termasuk teks narasi namun mempunyai karakteristik unik yang membedakannya dengan bentuk narasi yang lain. Adapun karakteristik unik dari hikayat yaitu (1) Mengandung kemustahilan dalam cerita, (2) Tokoh-tokoh dongeng mempunyai kesaktian, (3) Bersifat anonim (penciptanya tidak diketahui), (4) istana sentris (berkaitan dengan kehidupan istana, dan (5) disajikan dengan dongeng berbingkai/alur berbingkai, (6) Menggunakan gaya kebahasaan Melayu Klasik.
Mari kita simak penjelasannya di bawah ini:
1. Mengandung Kemustahilan
Salah satu ciri/karakteristik hikayat yaitu isi teksnya mengandung kemustahilan, baik dari segi dongeng maupun dari segi bahasa. Kemustahilan sanggup diartikan sebagai hal yang tidak logis (tidak masuk akal) atau tidak bisa dinalar (tidak bisa diterima logika berpikir).
Dalam dongeng Hikayat, tokoh-tokohnya bisa saja tiba-tiba keluar-masuk dari dalam benda mati, atau bayi terlahir eksklusif jago berbicara dan mempunyai keterampilan bela diri, dsb.
2. Tokoh Cerita Memiliki Kesaktian
Selain mengandung unsur kemustahilan, tidak jarang ditemukan unsur-unsur kesaktian dalam diri para tokoh dongeng hikayat. Misalnya dalam pola Hikayat yang diajarkan dalam bahan Bahasa Indonesia versi 2013 yaitu sehubungan kisah Indera Bangsawan. Kita bisa melihat adanya kesaktian kedua pangeran kembar, Indera Bangsawan dan Syah Peri. Secara garis besar, citra kesaktiannya sanggup terlihat dari inspirasi pokok dongeng berikut ini:
- Syah Peri bisa mengalahkan Garuda yang bisa merusak sebuah kerajaan.
- Raksasa menghadiahkan sarung sakti yang memungkinkan penggunanya berubah wujud dan juga kuda hijau yang mempunyai kekuatan untuk mengalahkan Buraksa.
- Indera Bangsawan bisa mengalahkan Buraksa.
3. Bersifat Anonim (Penciptanya tidak diketahui)
Salah satu ciri/karakteristik dongeng rakyat, termasuk hikayat yaitu bersifat anonim. Anonim artinya nama pencerita, pencipta atau pengarangnya tidak diketahui dengan jelas. Hal tersebut dikarenakan dongeng hikayat disampaikan secara ekspresi dan turun temurun dalam silsilah masyarakat.
Bahkan, semenjak dahulu hingga kini masih ada segolongan masyarakat yang meyakini kebenaran dongeng hikayat.
4. Istana sentris (Berkisah sehubungan lingkungan istana)
Hikayat dalam penyajiaannya umumnya bertema, berlatar, dan me review seputar kerajaan. Karena itulah, pembaca Hikayat seakan diajak mengembara ke negeri antah berantah yang penuh keindahan, kehebatan, kekuasaan, dan kesaktian keluarga istana.
Dalam Hikayat Indera Bangsawan menurut hasil kesimpuan dalam buku bahasa Indonesia versi K13, hal tersebut sanggup dilihat positif dengan menelusuri tokoh-tokoh yang ada. Ternyata hampir semua tokoh-tokohnya yaitu kaum ningrat dari lingkup Istana, sebut saja raja dan anak raja, yaitu Raja Indera Bungsu, putranya Indera Bangsawan dan Syah Peri, Raja Kabir, Putri Ratna Sari, dan Putri Kemala Sari.
5. Alur/Cerita Berbingkai
Artinya di dalam dongeng Hikayat ditemukan dongeng dalam cerita. disertakan bersama kata lain, dalam isi ceritanya, terdapat rangkaian dongeng lain yang dikisahkan oleh para tokohnya. pola dan cara : Hikayat 1001 Satu Malam.
6. Menggunakan Bahasa Melayu Klasik
Dalam penyajian dongeng Hikayat, penggunakan bahasa Melayu Klasik sangat kental. Oleh sebab itu, terkadang ditemukan beberapa kata yang jarang digunakan dikala ini. Akibatnya, tidak jarang pembaca zaman now yang kesulitan memahaminya. Solusinya yaitu temukan artinya dalam kamus atau bertanyalah kepada guru atau orang bau tanah yang cendekia.
Demikianlah pembahasan lengkap sehubungan Pengertian, pola dan cara , Ciri-Ciri / Karakteristik HIKAYAT. Semoga bermanfaat!
Komentar
Posting Komentar